YOGYAKARTAPOS.COM – Sekitar 60 pendaki ditelantarkan di Gunung Rinjani oleh penyelenggara open trip. Pelaku telah ditangkap dan kasus ini telah dimediasi oleh polisi yang berakhir secara kekeluargaan.
Kata Damar Aji Nugroho, salah satu peserta open trip ke Gunung Rinjani, menuturkan bahwa kasus penelantaran yang merembet hingga pelaporan ke polisi ini sudah menemukan titik terang.
“Pihak Edwin Rianto membuat surat pernyataan dan surat perjanjian di Polsek Sembalun yang dibantu oleh kapolsek dan kanit polsek Sembalun,” imbuh dia.
Lebih lanjut, pelaku penelantaran pendaki dalam open trip ke Gunung Rinjani ini harus membayar atau mengembalikan sejumlah uang. Totalnya mencapai Rp 34 juta.
“Beberapa hal yang dibahas dalam surat perjanjian adalah pengembalian uang peserta yang dipakai untuk membayar porter dan pick up dan pelunasan bus dan travel serta porter pick up yang belum dilunasi,” kata Damar.
“Dalam surat perjanjian saudara Edwin Rianto diberikan batas waktu untuk menyelesaikan pembayaran atau ganti rugi sebesar Rp 34.920.000 dengan kurun waktu tiga bulan sejak surat itu dikeluarkan di Sembalun,” imbuh dia.
Sejumlah uang sudah dibayarkan oleh pihak keluarga. Uang itu digunakan untuk keperluan pembayaran pihak ketiga juga pengeluaran tambahan dari para peserta.
“Keluarga saudara Edwin Rianto sudah membayar Rp 10 juta pada tanggal 2 Januari 2022, dan uang sudah dialokasikan untuk para porter, pick up dan beberapa peserta yang mengeluarkan uang kembali pada saat kejadian,” terang Damar.
“Pelaku masih harus menyelesaikan pembayaran sebesar Rp 24.920.000 untuk melunasi bus dan elf serta uang peserta yang dipakai untuk membayar ongkos balik bus,” imbuh dia.
Nasib malang dialami peserta open trip ke Gunung Rinjani ini. Pendaki perempuan itu salah satu dari 60 pendaki yang ditelantarkan dan ia mengalami hipotermia hingga dikabarkan hampir mati.
Kejadian ini diceritakan oleh salah satu peserta, yang berasal dari Jakarta dalam sambungan telepon, Intan Rahayu (32). Katanya si inisiator open trip, Edwin Rianto menelantarkan pendaki perempuan yang terkena hipotermia itu.
“Ada yang kena hipotermia, sempat parah. Tapi sekarang sudah perjalanan ke Jakarta naik bus,” kata Intan.
“Jadi dia (perempuan) mendaki tanggal 28, dan di tanggal 29 kena hipotermia. Lalu pas turun tanggal 30 itu sudah drop hampir tak bisa bernapas dan beruntung diselamatkan TNGR, baru sadar hari ini tanggal 31,” urai dia.
Source: detik.com
Leave a Reply